Minggu, 23 November 2014

Mengganti Kurikulum Lama Tidak Semudah Membalikan Telapak Tangan



             Assalamualaikum, teman !! senang banget bisa kembali menulis di blog gamer-kecil ini, kali ini gamer-kecil ingin berbagi tulisan admin gamer-kecil mengenai berita yang lagi panas-panasnya belakangan ini yaitu kurikulum 2013 yang menjadi buah bibir para insan pendidikan di Indonesia. Yuk! kita saksikan saja dengan seksama tulisan berikut ini.
            Sering sekali kita saksikan berita, bagaimana rusaknya moral bangsa akibat pendidikan yang hanya terfokus pada transfer ilmu dari guru kepada murid-muridnya dalam proses belajar mengajar. Pendidikan di Indonesia selama ini memang menghasilkan “orang-orang hebat”, banyak sekali pelajar yang berprestasi di segala bidang yang dilahirkan oleh sistem pendidikan terdahulu. Tetapi, bisa kita lihat sekarang betapa banyak penyimpangan yang terjadi akibat pendidikan yang hanya terfokus pada ilmu pengetahuan, dan tidak dipadukan dengan pengembangan karakter peserta didik. Mulai dari anak SD yang berandalan sampai pejabat pemerintahan yang korupsi, semua mungkin disebabkan oleh budaya pendidikan di Indonesia yang tidak menjangkau seluruh aspek baik itu aspek moral, keimanan, tata krama,budaya dan lain—lain.
Kurikulum 2013 merupakan inovasi dari pemerintah untuk menyetarakan kualitas pendidikan di Indonesia dengan pendidikan di luar negeri yang berbasis pada pendidikan karakter. Kurikulum ini merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kurikulum 2013 sendiri merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pada pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, dimana siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam proses berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun dan sikap disiplin yang tinggi. Kurikulum ini secara resmi menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sudah diterapkan sejak 2006 lalu. 
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan bahwa kurikulum baru yang tengah menjalani fase uji publik ini bertujuan utama membangun kemampuan berpikir anak secara ilmiah. Dia yakin bahwa ini akan berdampak baik mengingat banyaknya laboratorium alami yang dapat dieksplorasi oleh anak-anak. Meski banyak meraih prestasi gemilang di kancah dunia dalam berbagai olimpiade sains dan matematika, rata-rata kemampuan berpikir anak Indonesia secara ilmiah tetap dianggap masih rendah.
Pemerintah boleh saja mengancang-ancang untuk menerapkan kurikulum 2013 kepada para pelajar, tapi seharusnya terlebih dahulu ada evaluasi terhadap kinerja kurikulum sebelumnya dan kualitas tenaga pengajar. Fakta di lapangan, salah satu kasus yaitu penerapan kurikulum 2013 pada anak Sekolah Dasar. Penerapan kurikulum 2013 sebenarnya sangat susah, pada Sekolah Dasar siswa-siswinya sudah dituntut untuk dapat mencari tahu dan mempelajari bahan pelajaran sendiri, mandiri, kreatif, inovatif. Kenyataannya para siswa-siswi SD masih saja bingung, seolah-olah pemerintah sudah menganggap seluruh siswa-siswi itu pintar.
Sebenarnya kekurangan kurikulum 2013 itu terletak pada peran guru yang berkurang dan tidak se-intens dulu. Di dalam kelas, guru sekarang hanya berperan menerangkan teori secara ringkas dan menturut sertakan partisipasi siswa dalam diskusi atau presentasi. Lalu, guru akan memberikan tugas yang banyak sekali sebagai ganti perannya agar siswa lebih aktif mencari tahu dan belajar layaknya peran seorang dosen.
Terlepas dari kekurangan-kekurangannya, kurikulum 2013 justru mengemban misi yang amat mulia bagi insan pendidikan Indonesia dan generasi penerus bangsa. Strategi pemerintah sebenarnya sudah tepat, tetapi dalam penerapannya di sekolah tentu harus di evaluasi lagi sampai akhirnya mencapai solusi. Supaya nantinya kurikulum 2013 dapat berjalan dengan lancar. Titik tumpu dari penerapan ini sebetulnya terletak pada peran guru yang sangat vital, jadi jangan sekali-kali dikurangkan atau dilebih-lebihkan. Kurikulum 2013 itu membawa perubahan dengan mengikuti jaman, jika kita terus berkutat dengan membawa kurikulum lama maka tidak akan ada perubahan. Kita hanya bisa berharap dan mempercayakan peningkatannya pada insan-insan pendidikan di Indonesia agar terus berusaha dan tentunya berpartisipasi dalam mendukung kurikulum 2013 tersebut.

Oleh : Abdi Septia Putra