Assalamualaikum, teman !! senang banget bisa kembali menulis di blog gamer-kecil ini, kali ini gamer-kecil ingin berbagi tulisan admin gamer-kecil mengenai berita yang lagi panas-panasnya belakangan ini yaitu kurikulum 2013 yang menjadi buah bibir para insan pendidikan di Indonesia. Yuk! kita saksikan saja dengan seksama tulisan berikut ini.
Sering
sekali kita saksikan berita, bagaimana rusaknya moral bangsa akibat pendidikan
yang hanya terfokus pada transfer ilmu dari guru kepada murid-muridnya dalam proses
belajar mengajar. Pendidikan di Indonesia selama ini memang menghasilkan
“orang-orang hebat”, banyak sekali pelajar yang berprestasi di segala bidang
yang dilahirkan oleh sistem pendidikan terdahulu. Tetapi, bisa kita lihat
sekarang betapa banyak penyimpangan yang terjadi akibat pendidikan yang hanya
terfokus pada ilmu pengetahuan, dan tidak dipadukan dengan pengembangan
karakter peserta didik. Mulai dari anak SD yang berandalan sampai pejabat
pemerintahan yang korupsi, semua mungkin disebabkan oleh budaya pendidikan di
Indonesia yang tidak menjangkau seluruh aspek baik itu aspek moral, keimanan,
tata krama,budaya dan lain—lain.
Kurikulum 2013
merupakan inovasi dari pemerintah untuk menyetarakan kualitas pendidikan di Indonesia
dengan pendidikan di luar negeri yang berbasis pada pendidikan karakter.
Kurikulum ini merupakan kurikulum baru yang
dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kurikulum 2013 sendiri merupakan sebuah
kurikulum yang mengutamakan pada pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter,
dimana siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam proses berdiskusi
dan presentasi serta memiliki sopan santun dan sikap disiplin yang tinggi.
Kurikulum ini secara resmi menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang sudah diterapkan sejak 2006 lalu.
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan bahwa kurikulum baru yang
tengah menjalani fase uji publik ini bertujuan utama membangun kemampuan
berpikir anak secara ilmiah. Dia yakin bahwa ini akan berdampak baik mengingat
banyaknya laboratorium alami yang dapat dieksplorasi oleh anak-anak. Meski
banyak meraih prestasi gemilang di kancah dunia dalam berbagai olimpiade sains
dan matematika, rata-rata kemampuan berpikir anak Indonesia secara ilmiah tetap
dianggap masih rendah.
Pemerintah boleh
saja mengancang-ancang untuk menerapkan kurikulum 2013 kepada para pelajar,
tapi seharusnya terlebih dahulu ada evaluasi terhadap kinerja kurikulum
sebelumnya dan kualitas tenaga pengajar. Fakta di lapangan, salah satu kasus
yaitu penerapan kurikulum 2013 pada anak Sekolah Dasar. Penerapan kurikulum
2013 sebenarnya sangat susah, pada Sekolah Dasar siswa-siswinya sudah dituntut
untuk dapat mencari tahu dan mempelajari bahan pelajaran sendiri, mandiri,
kreatif, inovatif. Kenyataannya para siswa-siswi SD masih saja bingung,
seolah-olah pemerintah sudah menganggap seluruh siswa-siswi itu pintar.
Sebenarnya
kekurangan kurikulum 2013 itu terletak pada peran guru yang berkurang dan tidak
se-intens dulu. Di dalam kelas, guru
sekarang hanya berperan menerangkan teori secara ringkas dan menturut sertakan
partisipasi siswa dalam diskusi atau presentasi. Lalu, guru akan memberikan
tugas yang banyak sekali sebagai ganti perannya agar siswa lebih aktif mencari
tahu dan belajar layaknya peran seorang dosen.
Terlepas dari
kekurangan-kekurangannya, kurikulum 2013 justru mengemban misi yang amat mulia
bagi insan pendidikan Indonesia dan generasi penerus bangsa. Strategi
pemerintah sebenarnya sudah tepat, tetapi dalam penerapannya di sekolah tentu
harus di evaluasi lagi sampai akhirnya mencapai solusi. Supaya nantinya
kurikulum 2013 dapat berjalan dengan lancar. Titik tumpu dari penerapan ini
sebetulnya terletak pada peran guru yang sangat vital, jadi jangan sekali-kali
dikurangkan atau dilebih-lebihkan. Kurikulum 2013 itu membawa perubahan dengan
mengikuti jaman, jika kita terus berkutat dengan membawa kurikulum lama maka
tidak akan ada perubahan. Kita hanya bisa berharap dan mempercayakan
peningkatannya pada insan-insan pendidikan di Indonesia agar terus berusaha dan
tentunya berpartisipasi dalam mendukung kurikulum 2013 tersebut.
Oleh : Abdi Septia Putra